Selasa, 22 Desember 2009

Kontes kelinci tasik tutup tahun

BAGI Anda peternak atau penggemar kelinci di wilayah Priangan, jangan lewatkan untuk mengikuti atau menghadiri acara KONTES DAN PAMERAN KELINCI WALI KOTA CUP 2009, untuk berbagai kelas baik pedaging maupun hias.

Hari/Tanggal : Minggu-Selasa, 27-29 Desember 2009
Tempat : Gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM) Kompleks Olahraga Dadaha, Kota Tasikmalaya
Uang Pendaftaran Kontes : Rp 35 ribu.
Kelas yang Dikonteskan :
1. Kelas Pedaging/Berat meliputi jenis flam, flamis giant, new Zealand, dll
2. Kelas Bulu Panjang meliputi jenis Angora, Lion dll.
3. Kelas Lop, meliputi jenis English Lop, Holand Lop, Puzzy Lop, French Lop, dll
4. Kelas Rex
5. Kelas Dutch
6. Kelas Bebas/Campuran

Untuk Informasi Lebih Lengkap, Hubungi:
1. Sdr. Doni Muharam 085223019300
2. Ko Chungchung 085223440088

==========
Berita Kontes & Pameran Kelinci

HP2K Gelar Kontes & Pameran Kelinci

KOTA – Setelah terbentuk beberapa waktu lalu, Himpunan Peternak dan Pedagang Kelinci (HP2K) Kota Tasikmalaya merencanakan untuk menggelar kegiatan kontes dan pameran kelinci. Menurut Ketua Panitia kegiatan, Suhartono Wijaya didampingi Ketua HP2K, Dhoni Muharam, kegiatan tersebut rencananya akan digelar Minggu-Selasa, 27-29 Desember 2009, bertempat di gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM) Komplek Olahraga Dadaha, Kota Tasikmalaya. Kontes dan pameran kelinci yang dikemas dengan tajuk “Kontes dan Pemeran Kelinci Wali Kota Cup 2009″ itu, akan melibatkan para peserta di wilayah Priangan, meliputi Kota/Kab. Bandung, Kab. Subang, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Garut, Ciamis, Kota Banjar, Kota/Kab. Tasikmalaya dan lainnya. “Kontes dan pameran kelinci ini kami gelar dengan maksud untuk menggairahkan usaha dan ternak kelinci di Kota Tasikmalaya. Wali Kota sendiri sudah menyatakan dukunganya pada kegiatan ini. Mudah-mudahan dengan dukungan semua pihak acara ini bisa sukses karena membawa nama baik Kota Tasikmalaya juga,” ujar Ko Chungchung, sapaan akrab Suhartono Wijaya. AMF**

Senin, 09 November 2009

DAGING KELINCI RENDAH KOLESTEROL

Kelinci mempunyai potensi yang besar sebagai penghasil daging, pada umur delapan minggu mampu mencapai bobot lebih dari dua kilogram (FARREL dan RAHARDJO, 1984). Seekor kelinci dengan bobot hidup dua kilogram dapat menghasilkan karkas seberat 900 g. Daging kelinci mempunyai kemiripan dengan daging ayam yaitu warna putih pucat. Daging kelinci mempunyai berbagai kelebihan dibanding jenis daging lainnya, antara lain kadar kolesterolnya terendah kedua setelah daging kalkun, kadar garam dan lemak jenuh rendah, sedangkan kadar proteinnya tinggi. Kadar kolesterol daging kelinci hanya 50 mg/kg, sedangkan domba 320 mg/kg, dan kadar proteinnya berturut-turut adalah 20,8 dan 13,7% (FARREL dan RAHARDJO, 1984). Permintaan daging kelinci tidak begitu berkembang dibandingkan jenis ternak lain,
yang antara lain disebabkan ketersediaan terbatas, dan adanya hambatan psikologis pada masyarakat karena lebih dikenal sebagai binatang kesayangan (peliharaan). Melihat potensinya yang cukup besar karena kecepatan perkembangbiakannya dan sebagai sumber protein maka agar konsumsi daging kelinci meningkat perlu dilakukan pengenalan dan diversifikasi produk olahan yang dapat diterima masyarakat. Daging kelinci dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan bercitarasa tinggi seperti sosis, nugget, bakso, kornet, dan abon. Perbaikan mutu produk olahan dari daging kelinci dapat dilakukan dengan modifikasi bahan tambahan yang digunakan antara lain penambahan omega 3 dan 6 yang antara lain terdapat dalam minyak
jagung , serat maupun protein untuk meningkatkan nilai gizinya. Pengolahan daging
kelinci akan memberikan keuntungan yang cukup tinggi bagi pengolah. Hasil perhitungan
secara sederhana diketahui bahwa dari 15 kg daging seharga Rp. 450.000 dan biaya tenaga produksi Rp. 75.000 serta bumbu dan campuran pelengkap Rp. 75.000 diperoleh hasil Rp. 1.125.000, sehingga margin keuntungan adalah Rp. 525.000. Dalam makalah ini akan dibahas teknis pengolahan beberapa produk olahan daging kelinci yang cukup potensial untuk dikembangkan yaitu nugget, sosis, kornet dan karage. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk penganekaragaman pengolahan kelinci antara lain adalah pembuatan nugget, sosis, bakso dan karage. Pembuatan produk-produk tersebut tidak terlalu rumit sehingga bisa
dikerjakan dalam skala rumah tangga. Peralatan yang dibutuhkan hampir sama yaitu
food processor untuk menggiling daging dan mencampur dengan bahan tambahan lainnya, sedangkan untuk sosis dibutuhkan alat sausage stuffer.

Nugget
Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling yang telah dibumbui, kemudian dilumuri perekat tepung dan diselimuti tepung roti, digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Dikatakan lebih lanjut oleh OWENS (2001), nugget dibuat dari campuran daging merah dan daging putih dengan tujuan
untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan cita rasa nugget yang dihasilkan.
Bahan-bahan tambahan yang diperlukan dalam pembuatan nugget antara lain bahan
pengisi, bahan pengikat, es atau air es, minyak dan bumbu-bumbu. Bahan pengisi merupakan bahan tambahan selain daging dengan kandungan protein rendah seperti berbagai jenis pati seperti tepung jagung, kentang, tapioka dan terigu. Fungsi bahan pengisi adalah untuk untuk mengikat air. Bahan pengikat merupakan bahan tambahan yang mempunyai kandungan protein lebih tinggi, berfungsi untuk menambah daya emulsifikasi dan daya mengikat air pada adonan, seperti susu skim bubuk, tepung kedelai dan isolate protein kedelai. Es atau air es berfungsi meningkatkan keempukan dan juiciness dari produk akhir. Untuk pembuatan nugget skala kecil, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung tapioka dianggap paling memungkinkan dari segi biaya produksi yang lebih rendah, rasa dan tekstur secara organoleptik lebih disukai. Berikut Aneka Olahan Daging Kelinci :

1.Sosis

Sosis adalah bahan pangan yang berasal dari potongan-potongan daging yang digiling
dan diberi bumbu dan dimasukkan ke dalam selongsong (casing) menjadi bentuk yang simetris. Beberapa tahapan dalam pembuatan sosis antara lain curing (pengawetan daging
dengan natrium nitrit), pembuatan adonan, pengisian ke selongsong, pengasapan, dan perebusan. Sosis merupakan produk emulsi yang membutuhkan pH tinggi, yang berperan untuk meningkatkan daya ikat air. Seperti halnya dengan nugget dan bakso, sosis merupakan sistem emulsi minyak dalam air. Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan sosis adalah pecahnya emulsi, yang antara lain disebabkan penggilingan yang berlebihan, temperature penggilingan dan pemasakan yang terlalu tinggi (SOEPARNO, 1998). Penggunaan susu skim atau isolat protein kedelai adalah sekitar 4,4%, sedangkan tepung tapioka, maizena maupun tepung kentang sebanyak 3,36%. sedangkan penambahan suplemen omega-3 dan omega-6 sebanyak 9,5% (RAHARDJO et al,2003).

2.Kornet

Kornet merupakan salah satu jenis daging olahan yang berupa daging giling kasar dengan bahan tambahan bahan pengisi dan bahan pengikat serta bumbu-bumbu. Tahapan proses pembuatan kornet meliputi pemilihan daging, pembersihan, penggilingan, proses curing, pembuatan massa (mencampurkan daging giling, bahan-bahan kuring dan bahan tambahan lainnya dengan mixer), pemasakan, pendinginan dan pemotongan produk.Untuk produk komersial meliputi persiapan daging, pengolahan, dan pengisian ke dalam kaleng, penghampaan, penutupan kaleng dan
sterilisasi. Bahan pengisi yang digunakan antara lain tepung tapioka, tepung aren, sedangkan bahan pengikat yang ditambahkan antara lain susu skim atau isolat protein kedelai. Kandungan campuran bahan pengisi (susu skim dan isolate protein kedelai) yang ditambahkan umumnya berkisar 10−15%. Untuk produk kornet, ternyata konsentrasi skim yang lebih tinggi dalam kombinasinya dengan tepung aren lebih disukai daripada tepung tapioka (RAHARJO et al, 2003).

3. Karage

Karage adalah produk olahan daging yang menyerupai nugget hanya bahan bakunya adalah daging irisan (’slice meat’), dengan sedikit atau tanpa penambahan daging giling. Penambahan daging giling bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan daging yaitu bagian yang tidak dapat digunakan untuk ’slice’ seperti daging iga atau tetelan lainnya digiling kemudian diikat oleh skim dan dicampur dengan daging ’slice’. Prosespembuatannya sama dengan nugget (diagram alir Gambar 5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi daging giling : skim = 3 : 1 lebih disukai baik dari hasil analisis fisik maupun preferensi secara organoleptis. Secara umum penggunaan berbagai tingkat campuran daging giling dan skim dalam produk karage tidak mengubah komposisi kimiawi dan sifat produk secara nyata (RAHARDJO et al., 2003).

DAFTAR PUSTAKA
FARREL, D.J. and Y.C. RAHARDJO. 1984. The potential for meat production from rabbit. Central Research Institute for Animal Science. Bogor.

RAHARDJO, Y.C., HARTATI, T. MURTISARI, E. MULYONO, S. WIDOWATI, N. NURDJANNAH, S. UNTARI dan D.W. NURHAYATI. 2003. Pengembangan Model Agroindustri Terpadu Berbasis Pengolahan Kulit-Bulu dan Daging Kelinci Eksotis. Laporan Akhir Tahun 2003. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

RAHARDJO, Y.C., HARTATI, T. MURTISARI, S. UNTARI dan D.W. NURHAYATI. 2002. Pengembangan Teknologi Pengolahan Mendukung Agroindustri Hasil Ternak. Pengembangan
Teknologi Pengolahan Kulit, Bulu dan Daging Kelinci dan Itik Mendukung Agroindustri Hasil Ternak. Laporan Akhir. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. OWENS, C.M. 2001. Coated poultry products. In: SAMS, A.S. (Ed.). Poultry meat processing. CRC Press, Boca Raton. SOEPARNO. 1998. Ilmu dan teknologi daging. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.

Sabtu, 07 November 2009

Flemish Giant

Kamis, 29 Oktober 2009

PENTINGNYA AIR MINUM UNTUK KELINCI

Komponen yang tidak dilupakan adalah air minum. Anggapan bahwa kelinci tidak butuh air minum karena cukup mengkonsumsi kandungan air dari rumput jelas menyesatkan. Benar bahwa rumput mengandung kadar air hingga 70 % lebih, namun bukan berarti kelinci tidak butuh pasokan air minum. Semua makhluk hidup pada prinsipnya butuh air minum karena selain untuk mengatasi rasa haus juga berfungsi untuk melancarkan pencernaan. “Kandungan air” dengan “Air Minum” berbeda, kandungan air dalam makanan bukanlah berfungsi penghilang rasa haus. Kelinci saat haus, terlebih saat dehidrasi, kelinci akan sangat membutuhkan air minum sebagaimana manusia. Lebih dari sekedar minum, tubuh manusia maupun hewan di dominasi oleh air (70%). Dalam bagian perut hidup manusia maupun hewan di timbuni makanan yang tentu di dalamnya termuat berbagai bakteri (negative dan positif) dan bahkan dalam hal tertentu terdapat racun. selama perut tidak terserang penyakit itu artinya bakteri positif mampu melawan /menetralisir bakteri negative. Tetapi jika dominasi dimenangkan oleh bakteri negative, bisa jadi penyakit tersebut menjalar dan mengganggu pencernaan. Akibatnya mencret, kembung, diare, dan sejumlah efek dari pencernaan yang tidak baik akan mudah timbul. Jelas disini peranan air minum sangat penting. Kelinci yang kekurangan air minum akan mudah terserang penyakit pencernaan seperti diare biasa muncoid enteropathy, dan lain sebagainya.

Sumber : KELINCI pemeliharaan secara ilmiah, tepat dan terpadu “ Faiz Manshur”

PELET UNGGAS UNTUK KELINCI

Pellet untuk unggas atau yang biasa di sebut BR 1, BR 2 bisa diberikan dengan catatan pemberian rumput harus lebih banyak setiap harinya. Pemberian pellet unggas boleh dilakukan namun harus hati – hati, mengingat komponen bahan pellet unggas sering di tambah remukan tulang dan bahan lainnya yang tidak relevan dengan untuk pemenuhan pakan kelinci. Selain itu komponen pellet unggas kurang serat kasarnya. Jika tdak hati – hati bisa menyebabkan diare, terutama akibat pellet unggas yang sudah kadaluarsa. Sekiranya pellet unggas tidak cocok, segera tarik dang anti dengan jenis lain. Jangan asal membeli pellet murah dari pada kelinci mati. Akan lebih baik jika kita menghindari pellet yang biasa di berikan untuk unggas karena pada dasarnya bukan makanan kelinci.

Sumber : KELINCI pemeliharaan secara ilmiah, tepat dan terpadu “ Faiz Manshur”

MEMASTIKAN ASI (Air Susu Induk ) CUKUP

Bagaimana memastikan bahwa ASI (Air Susu Induk) mencukupi kebutuhan minum anak – anaknya?
Pertanyaan ini penting di bahas karena terkait dengan masa depan dan kesehatan anak – anak kelinci. Memang tidak mudah memastikan ASI benar – benar mencukupi, karena harus di pastikan menurut riset. Hal terpenting bagi pemelihara kelinci adalah memasok gizi yang baik bagi sang induk pada masa kehamilan.
Induk yang kekurangan pasokan ASI biasanya dimulai pada usia menyusui di atas 17 hari. Tanda – tandanya, biasanya anak – anak kelinci sering berlarian keluar kotak mengejar induk setelah mereka disusui. Namun ini hanyalah indikasi. Anak – anak keluar dari kotak bisa juga kotak terlalu kecil atau situasi panas dan tidak nyaman, sehingga berlarian keluar.
Cara lain ialah dengan cara membandingkan tubuh anak – anak kelinci dengan anak kelinci yang lahir sebelumnya. Apakah pada umur yang sama semisal 15 hari, kondisi anak – anaknya sama besar dan sama gemuk dibanding dengan bulan sebelumnya? Jika lebih kurus dan angka kematian setelah 7 hari terus bertambah tanpa sebab lain, barangkali ASI induk memang minim.

Sumber : KELINCI pemeliharaan secara ilmiah, tepat dan terpadu “ Faiz Manshur”

MASA PUBER KELINCI

Kelinci adalah hewan yang memiliki kemampuan besar dalam hal beranak. Kemampuan setiap betina dalam melahirkan rata – rata 6 - 8 ekor, terkadang hanya dua, namun bisa pula sampai 10 atau bahkan mencapai 12 ekor.
Masa pubernya di mulai pada umur tiga bulan ke atas, namun kelinci betina baru bisa menghasilkan sel teluryang baik untuk peranakan pada usia 5,5 bulan ke atas, sedangkan pejantan biasanya sudah mampu membuahi pada usia 4,5 bulan. Anak kelinci yang lebih kecil lebih kecil masa pubernya lebih cepat dari pada anak yang lebih besar.

Sumber : KELINCI pemeliharaan secara ilmiah, tepat dan terpadu “ Faiz Manshur”

;;